Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

tentang Pulang


bagaimana pulang menjadi kata kerja yang tidak akan pernah habis untuk terus ditulis dan diceritakan. 
bagaimana sebuah pilihan dan keputusan menjadi pintu pertama untuk kembali. 

kepada yang mau menerima atau kepada diri sendiri saja. saat tidak ada yang mengerti, saat tidak ada yang percaya, saat hidup sedang duka-dukanya, saat tidak ada ruang lain yang tersisa, berhentilah dimana kaki bisa merehatkan sepatunya. 

urai pelan-pelan apa yang diinginkan dari sebuah rumah. apa yang dituju dari sebuah rasa rindu.

benarkah kita pergi untuk pulang? benarkah kita pulang untuk kemudian pergi lagi? benarkah kita ingin pulang? apakah kita selalu merindukan pulang? benarkah ia satu-satunya kata kerja yang berharga saat isi dunia sedang tidak berpihak ke manusia? 

selalu ada jalan untuk pulang selayaknya selalu ada alasan untuk pergi. bahkan saat kita berpikir tidak punya alasan untuk keduanya. 

tetapi hati kecil memandu perasaan untuk mengakui bahwa ada sesuatu yang ditemui, dibawa, dan dicari. 

meski cuma sepanjang sepuluh detik angin. meski cuma berjarak oleh sepasang mata. meski cuma untuk memberi dan menerima. pulang menjadi kata sambung yang melengkapi banyak hal. 

bagaimana jika tidak ada yang menunggu kepulangan itu? bagaimana jika rumah hanya memaklumi kepergian? bagaimana jika pulang hanya mampu dikerjakan oleh mereka yang percaya bahwa pulang masih berlaku? 

kepada ia yang menjadi rumah. kepada diri sendiri yang berwujud rumah. kepada segala tempat pulang yang disebut rumah. pulang akan selalu jadi pilihan di antara pilihan.

pulang akan selalu jadi tempat meletakkan dan meninggalkan. jika jarak antara pergi dan kembali hanya dipisah oleh pulang, maka sejauh apapun semesta membawa kaki kita, pulang akan terus jadi nyawa yang tak kan putus nadinya. 

selalu ada jalan untuk pulang. bahkan untuk yang tidak sedang kemana-mana. bahkan untuk yang sedang menanyakan ada dimana jalannya. bahkan untuk yang sedang menerka apakah pulang masih berhak untuknya.

because there is always a way back home 🏡 

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!