---
Sebelum tokoh "Langit dan Awan" bait frasa dan pena.maulida_id tercipta, jauh di masa-masa ke belakang, sempat muncul sebuah imaji yang rasanya abadi menempel dalam isi kepala. Selamat hari lahir, Senandika dan Dara. Sebuah kompilasi dari segenap semesta dan isi di dalamnya.
Selamat baca. Salam senang 🖤
. . .
Terdengar isak dari seresah anggur pada malam pukul tiga. Sepi yang cuma disesap sendiri. Cakap yang tak pernah sampai ke telinga. Melebur, berangsur, hampir gugur.
Purnama tidak pernah hilang, Sayang. Parasnya bersembunyi di bilik perasaanku yang tidak cukup kalau untuk menampung dan menumpang sebuah rindu. Purnama tidak pernah tidur, Sayang. Dia berselimut dengan pengharapan bahwa esok pagi aku beranjak membangunkanmu seraya menyambut fajar yang rasanya selalu baik isinya. Purnama tidak pernah marah, Sayang. Dia menyimpan setiap cemas pada relung yang dibasuh tulang rindu pun nyaman yang tidak pernah palsu.
Katakan padaku, Dara. Bagaimana Tuhan mengisi setiap celah air di bola matamu yang menderu sendu? Dua takaran manis syurga dan separuh rasa monstera. Sekelumit tatapan yang aku teguk dengan seksama menyaksikan sepasang retina utuh yang cekatan membuatku luluh. Kalah kembali, kali ini.
Bibir yang selalu merekah. Merah muda yang tidak kalah menyenangkannya dari lembah di Alpenia. Ceritakan padaku, Sayang. Apakah kau lebih suka menatap langit di malam hari dengan sedikit lengkungan garis senja di tepinya? Apakah kau mungkin lebih suka dengan kerlip bintang Utara yang disenggami sinar Carina di dataran Swiss saat malam hampir merayakan sukacita Natal? Pundak ini akan dan selalu siap menjadi penawarmu saat akan pulang. Sebuah pintu yang tanpa diketuk akan mempersilahkan sang bahagia menyelami perasaan.
Jujurlah sekarang, Sayang. Bagaimana supaya setiap liuk rinduku sampai di jemari lembutmu yang mengalir duka berwarna biru? Apakah rumah memang yang selalu tampak? Bagaimana dengan ini? Sebuah atap dari daun stroberi dan dinding kayu manis yang tidak istimewa. Mampukah membawa anila tenteram bersamanya?
Komentar
Posting Komentar