Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

K E H I L A N G A N

Pernah kehilangan? Pada level apa? Biasa saja, sedikit sakit, terluka sekali atau yang sampai tidak bisa dijelaskan lewat kata-kata. Sakitnya sudah sembuh belum? Sudah bisa melupakan sampai mana? Pertanyaan menyebalkan tapi diam-diam dijawab sendiri. Meskipun dalam hati. Meskipun membuat perasaan sakit jadi bisa diingat lagi. 

Kehilangan soal apa? hewan kesayangan, novel favorit, charger baru, sandal, minuman di kulkas, foto selfie terbaik, pulpen, baju, makanan, kenangan? atau manusia. 
Kata terakhir membuat nafas sesak ya. Kehilangan sosok yang keberadaannya pernah jadi cerita. Pernah jadi halaman hidup paling menyenangkan. Pernah jadi harapan paling menggembirakan. Sebelum akhirnya hilang dan tidak pernah kembali. 

Beberapa kembali untuk memulai lagi. Memaksa kita untuk dapat memberi kesempatan sekali lagi. Meski tahu resikonya ada dua. Menetap atau pergi untuk kesekian kali. 
Beberapa benar-benar hilang dan tidak pernah ditemukan. Bahkan tidak mau ditemukan. Kemudian kembali menjadi sesuatu yang asing. Yang penuh teka-teki sebab sekadar muncul kembali adalah cara halus untuk bunuh diri. Untuk membunuh pelan-pelan perasaan dan menghidupkan lagi ingatan. Siapapun tokohnya. Apapun bentuk ceritanya.

Yang selamanya cuma sementara. Yang sementara pun tidak bisa seterusnya. Yang ada dipertahankan sebisanya. Yang sudah lepas punya jurus sendiri untuk mencari-cari atau kembali ke rumahnya. 

Tentang kehilangan yang jadi lembar paling pahit di kamus kehidupan. Part sedih yang tidak bisa dicari mana sisi bahagianya. Menuntut untuk lupa tapi perasaan masih pandai pura-pura. Yang hilang akan diganti. Yang hilang bisa kembali. Yang hilang selalu punya arti. Yang hilang tinggal kenang. Yang hilang akan diajarkan. Yang hilang juga mengajarkan. Yang hilang masih cari jalan pulang. Cari rumah baru atau balik ke atap yang lama dan menghapus semua kesakitannya. Meskipun tidak akan pernah bisa pulih seutuhnya. 

Samar. Tidak terlihat. Tapi lukanya tidak mau untuk pulih cepat. Tidak ada kehilangan yang manis. Semua bermuara ke tangis. Pada moment yang tidak diduga kehilangan menjadi makna besar buat belajar.  Yang digenggam sedemikian kuat pun masih bisa pergi. Atau yang tidak pernah didekap memang garisnya memang tidak pernah menetap.

Perihal kehilangan. Apapun wujudnya. Beri satu notifikasi baik untuk menjaga yang ada dan tidak mempercayai yang masih buram di kelopak mata. Yang tidak pasti punya celah lebih besar bahwa kehilangan bukan sesuatu yang samar. Tentang apapun. Bisa kembali atau terus pergi, kehilangan memang sedang mencari arah sendiri. Meniadakan ada dan mengadakan tiada. Kehilangan menjadikan kita lakon utama. Tokoh dalam cerita yang tidak pernah diharapkan keberadaannya :'(

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!