Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

yang tak seberapa, juga mahal harganya

bagi sebagian orang, mereka tidak punya nyali yang cukup dan rasa berani yang aman untuk menyatakan sesuatu. untuk mengutarakan perasaannya, untuk membagi isi kepalanya, untuk menceritakan mata ke mata tentang apa saja yang telah terlewat di hari ini. sebagian orang memilih untuk menyampaikan sesuatu melalui sebuah media. 

pikirnya, aku tidak tega melihat diriku sendiri gugup, cemas, takut, tersesat ketika harus mengajaknya bercakap-cakap. maka aku menulis untuknya sebuah surat. surat yang bisa ia baca kapan saja, sebab ketika surat itu telah sampai di tangannya, aku tak butuh menahan apapun. 

kata-kata yang tertulis di dalam surat itu hanya kata-kata. tetapi selayaknya kata 'hanya' yang selalu punya harga diri, kata-kata dengan sengaja bekerja untuk keabadian. pada lembaran kertas, mereka menitipkan banyak perasaan yang tak akan hilang satu maknanya meski waktu telah beranjak bertahun-tahun ke depan. 

mereka telah memberanikan diri untuk memulai bicara lewat baris demi baris, paragraf demi paragraf. supaya perasaannya tidak berubah jadi lupa karena temu dan tatap yang tidak dipilihnya. sebuah lupa ialah ingatan yang tertunda. tetapi mengingat ialah menunda lupa lebih awal. meski sesuatu yang kecil. meski sesuatu yang terdengar tidak bermakna. ada mereka yang senantiasa mengingat hal kecil.

sebuah surat yang selesai mereka baca akan diletakkan, disimpan, ditempel, dipajang, dibingkai, dalam tempat istimewa. mereka mengingat hal-hal kecil karena dengan cara itu mereka terus bisa menyayangi lebih besar. sebab begitulah cara mereka melihat hidup. 

sebuah semesta yang dimulai dari apa saja yang kecil untuk kemudian menjadi besar, banyak dan terus bertahan. "aku ingin menulis untukmu di selembar kertas. akan kumasukkan ke dalam amplop dan memberikannya bersama setangkai bunga kering warna cokelat tua. ia adalah gambaran diriku. aku yang lebih leluasa bergumam apa saja"

aku pikir, mungkin kamu juga ingin menulis surat untuk seseorang. tulislah sekarang. barangkali saat ini surat itu tak seberapa tetapi di tahun-tahun ke depan ia akan jadi sesuatu paling mahal setara dengan apa saja yang kamu anggap berharga.


_____________________________________________
all pictures : pinterest 

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!