Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Menuju

saat kaki kita memulai langkah untuk kali pertama. terdapat perasaan sedikit ragu pun penuh rasa ingin tahu. sedikit takut bertabur dengan yakin yang sederhana. kemudian waktu membuka pintu. waktu mempersilahkan masuk. kita duduk menyeduh yang suka dan yang luka.
 
tokoh-tokoh bertemu dengan larut malam juga dengan pesan panjang. pagi hari disapa dengan temu dan harapan terbaru. siang dengan deru jalan kota yang dilewati berdua. juga senja hari yang jadi tempat doa berkumpul dan selalu mengudara. 

di tengah-tengah kemungkinan-kemungkinan yang bisa jadi nyata wujudnya, ada yang enggan mengamini. barangkali ia mengucap amin tapi telah terlambat mengupayakan sedikit lebih lama dari yang disebut sementara. bagaimana manusia mengenal pribadi semesta yang baru sampai permukaan membuat apa yang berkutat di dalamnya seringkali tak sampai dasar. 

warna abu-abu terlihat sendu meski ia juga bagian dari putih. warna hitam seolah tak punya sisi terang meski sebenarnya semua terang akan tampak terang jika gelap jadi latar belakang. 

barangkali lewat kemungkinan yang sedang menuju, ada maksud yang tak sempat terbaca oleh mata dan telinga, ia menuju kita. ia memilih kita. tetapi ia (barangkali kamu) enggan melaluinya. 

ada yang suka dengan segala wujud kepastian yang warnanya biru. iya, biru saja. tanpa ada kemungkinan warna lain, seperti merah, jingga, atau ungu. ia melewatkan yang mungkin karena diburu oleh khawatir. ia melewatkan yang mungkin karena cemas tak akan sampai akhir.

yang digenggam, beranjak. yang terlepas, tak berbekas. yang dinanti, diperpanjang oleh suatu hari. buah sesal dinikmati sebagai pelajaran. buah maaf didekap layaknya kesayangan. 

yang menuju dan berlari ingin menemukan jalannya sendiri. tak utuh, tetapi tak hancur. tak padam meski perasaannya karam. seperti halnya kata menuju yang mencoba membuka pintu lagi, ada yang tak ikut dibawa saat semesta memberi janji untuk turut memperbaiki. untuk sesuatu yang tak tahu itu apa, kita sedang mengiranya.


________________________________________________

Potret : pinterest 

Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!