Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

maukah pergi denganku?

mari kita pergi. 

ke tempat yang belum pernah kita kunjungi. ke tanah yang belum pernah terjamah oleh sepasang sepatu. ke laut yang membuat perasaan sedikit lebih baik. ke tempat yang barangkali membuat kita lebih sembuh. ke tempat yang tidak pernah kita hirup udaranya. ke tempat yang tak pernah terlihat kepakan merpatinya. 

mari pergi ke mana saja. mari duduk, menikmati langit, memandang debur laut, melukis matahari dan bercerita tentang hari ini. 

di sudut kamar yang kosong dan sunyi, jiwa teriak-teriak minta diajak bermain ke tanah lapang yang hijau. dimana bisa bercengkerama dengan belalang, siput, capung, kupu-kupu, katak, burung gereja, kumbang, dan lebah. 

di rumah, perasaan meletup-letup minta diredamkan. ia bilang ingin pergi melihat senja yang warna oranye nya tidak hanya dua. 

ia ingin menghitung awan kapas yang bergantungan di kaki langit. aku berencana mengajak seseorang. apakah kamu berkenan untuk pergi kesana? 

nanti kita pergi kesana memakai sepeda. kita akan membawa buku-buku, tiga kaleng cookies dan satu set peralatan lukis. 

aku sudah menyiapkan denah kemana saja kita akan berkeliling di tempat itu. nanti, pada setiap pemberhentian aku ingin mengajakmu melukis apa yang ditangkap oleh matamu. hamparan rumput yang panjang, panorama sore yang sendu, udara panas siang hari, keabadian atau kelokan jalan tempat kita menuju pulang. lukis apa saja yang ingin hatimu sampaikan. 

setelah selesai melukis, mari makan cookies bersama. mari bercerita rasa apa yang kita terima dari cookies dengan tiga warna berbeda itu. setelah itu, kita akan berkeliling naik sepeda. kamu mau kan? 

aku ingin menunjukkanmu suatu tempat dimana kamu bebas mengutarakan mimpi-mimpimu. 

sebelum pulang, kita baca buku dulu ya? lima halaman untukku. lima halaman untukmu. di halaman 11 isinya kosong. kita letakkan secarik lukisan tadi disana, di spasi yang tersisa, tuliskan mimpi yang kamu utarakan di suatu tempat tadi. 

aku sudah menghitung kalau kita akan pulang pukul 17:15. di tas, aku sengaja membawa kamera supaya bisa memotret foto terakhir sebelum kita beranjak. itu akan jadi foto favorit kita. 

kamu sudah baca sampai habis ya? bisakah kita pergi? nanti?

__________________________________________
capture : Stasiun Semarang Tawang, 8 Maret 2022

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!