Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Dasa

sepuluh tahun dari hari ini semesta yang kamu tempati barangkali akan jadi semesta yang kian riuh. sepuluh tahun dari hari ini bumi yang kamu huni akan jadi tempat yang kian tua usianya. sepuluh tahun dari hari ini bayanganmu akan masa depan telah tergapai satu per satu atau barangkali kamu telah mengubah arah laju sehingga kamu masih menempuh perjalanan yang sama rasanya di hari ini, sesak, berat, sesekali kosong dan sendirian. ia akan melihatmu bertumbuh. dari jauh.

begitupun kamu akan menatapnya dari jarak tuju yang lebih panjang dari malam kemarin. si penyabar itu telah menemukan rumahnya. si keras kepala itu mulai terbiasa mendengarkan. si tenang itu telah kenal dengan isi dari takut. si khawatir itu telah beranjak ke sosok baru yang lebih baik. si kekanak-kanakan itu telah sanggup menahan tangisnya sendiri. si kuat itu telah berdamai dengan sisi rapuhnya. si cengeng itu telah jadi si tangguh. 

ia yang telah kamu baca sebagai buku telah menjelma jadi buku baru, yang tak sempat kamu baca lagi halamannya seperti hari ini dan dua hari yang lalu. 

jika kata penyair kita "yang fana itu waktu, sedangkan kita abadi". maka barangkali sepuluh tahun dari ini kita adalah kefanaan yang tak disangka akan berubah dalam jumlah banyak yang tak terhitung berapa.

perasaan abadi yang tak cukup dalam kata selamanya jadi pijakan yang disadari ketidakmungkinannya. selain itu apa? ketika banyak yang mengerumunimu bukan untuk menanyakan bagaimana hari ini tetapi menciummu dengan doa-doa yang tak ingkar janji.
 
bila ketiadaan adalah milik kita seutuhnya maka yang tergenggam sekarang cuma sementara yang diperlama. waktu selalu baik. meski kita sering mengkhianatinya. 

ia ingin mencintaimu sampai delapan puluh satu tahun dan setelahnya. tetapi pergi sebelum hari ulang tahunmu yang ke dua puluh tujuh. pelangi yang terlukis di hari ini akan mengimani sinarnya sendiri-sendiri. ia berubah menjadi sesuatu yang tak sempat kamu terka, ia bertumbuh jadi sosok yang penuh hati-hati dari sekadar mengikuti isi hati. 

sepuluh tahun dari hari ini, ia akan menyapamu dengan hidupnya yang telah pasti. ia berdiri tepat di belakangmu untuk memberi satu harapan. amin dan aman.

____________________

foto diatas adalah potret senja di desa ku, cantik ya.
bait frasa tidak hanya menyukai langit biru, tapi apapun panorama langit selalu jadi favorit. 

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!