ketika kamu ketemu buku baru, pasti ada sesuatu that made you interested. bisa saja dari cover, warna, judul, font, tebal halaman, penulis, harga, penerbit sampai hal kecil yang mungkin not all people will notice it, tebal sampul dan letaknya di rak buku, misalnya.
sama halnya manusia.
ketika kamu mengenal seseorang, akan ada hal-hal istimewa yang mengajakmu untuk makin jauh kesana. mengenalnya. kamu tertarik karena bentuk matanya, warna kulitnya, caranya berjalan, caranya mengungkapkan sesuatu, caranya bercerita, bagaimana ia mengetik pesan di ponsel, sikapnya saat marah, caranya tersenyum, caranya menatap atau sesederhana caranya memegang sendok dan garpu saat makan.
waktu baca buku, pertama-tama kamu akan melihat daftar isinya. kamu akan melihat-lihat kira-kira bagaimana ya seseorang ini.
lalu kamu masuk ke bab pertama. menarik, lucu, membuat kamu ingin menjajaki ke bab selanjutnya dengan masuk ke semestanya lebih jauh. di tengah-tengah halaman, ada kalimat dan diksi yang tidak masuk di akalmu. ada paragraf yang membuatmu bosan dan ngantuk. lalu kamu memutuskan berhenti baca buku untuk siap bertemu dengan buku yang baru. barangkali kamu juga akan baca buku sampai halaman terakhir. lewat semestanya yang telah kamu kenal cukup lama. ya... kamu sudah begitu siap dengan ending yang akan hadir di akhir cerita nanti.
saat endingnya sedih, kamu tutup halaman itu dengan menangis. saat endingnya senang, kamu akan menjadikan buku itu jadi buku favorit. kamu senang mengulang membacanya dari awal. memahami hati dan jiwanya dengan lebih pasti. kamu hafal judul setiap bab buku itu. kamu hafal setiap emosi yang ia punya. kamu sangat mengenali semesta buku bernama seseorang itu.
tentu saja. akan selalu ada buku-buku baru dengan jalan cerita seru dan lebih menyenangkan dari buku yang kamu miliki saat ini. tetapi dari semua yang ditawarkan oleh kegembiraan, masing-masing telah menyediakan porsi sedih dan luka yang tidak diketahui pasti oleh pembacanya. bahkan buku baru tidak bisa memberi kepastian apakah kamu akan terus membacanya atau membiarkannya tergeletak di sudut meja.
kamu akan membacanya. untuk kemudian menuliskannya. di tempat paling mudah terjamah oleh kita.
bagaimana? seperti itu juga kah caramu memahami seseorang? :))
____________________________________________________
potret : pinterest
Komentar
Posting Komentar