Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Spesial Untukmu, Bu


Hai bu. Apa kabar? Semoga Ibu selalu sehat. Tetap cantik pakai daster kembang kenari dan manis tanpa skincare yang mahal-mahal itu.

Hai bu. Ibu baik-baik aja kan? Aku disini baik bu. Baik sekali. Aku tetap bisa bangun pagi meskipun telat lima belas menit dari aku yang biasa dibangunkan Ibu setiap hari. Aku mulai memasak sendiri makananku. Sayur sop, tumis sawi telur dan omelet mie meskipun tidak se lezat bikinan Ibu. Aku sering membuat jus buah naga tanpa memakai blender. Cukup dengan dipotong kecil dan dihancurkan dengan sendok. Aku sangat menyukai ini bu. Ini adalah kenangan mahal yang tetap bisa aku simpan sampai se besar ini. Kenangan yang selalu mengingatkan aku dengan ibu dan dapur kecil kita.

Aku masih ingat bu. Sewaktu aku kecil Ibu sering membuatkan aku mainan gelembung dari busa sabun setelah Ibu mencuci. Dari batang daun lamtoro yang dibuat menyerupai alat peniup gelembung yang warna-warni itu. Rasanya aku sudah menjadi anak yang paling bahagia di bumi. Aku juga masih ingat bagaimana Ibu menggandeng tanganku sepulang sekolah sambil setia mendengarkan ocehanku bercerita tentang kejadian di kelas. Kita pergi ke toko lalu Ibu membelikanku susu coklat yang manis. Bahkan sampai sekarang susu itu masih diproduksi. Betapa aku berterima kasih kepada perusahaan keren yang sudah turut menghidupkan kenangan masa kecilku.

Tentang telur mata sapi yang hanya aku makan kuningnya saja, Ibu adalah chef paling hebat yang pernah aku temui. Masakan Ibu selalu enak. Bahkan Ibu mau mengganti sampai 4 kali saat memasak telur mata sapi karena kuningnya tidak sempurna.

Bu aku sekarang sudah besar. Tidak bisa manja-manja lagi minta gendong. Tidak bisa lagi main masak-masak an dan menghabiskan air keran mama. Tidak bisa tidur siang sama-sama dan mendengarkan Ibu membacakan doa sebelum tidur. Tidak bisa diantar Ibu kemanapun pergi. Tidak bisa menikmati sentuhan lembut Ibu saat memakaikan baju buatku. Semua tinggal cerita ya bu.

Dari banyak rumah yang aku temui, rupanya cuma Ibu yang paling mengerti. Dari banyak kesenangan cuma Ibu yang bisa tetap menenangkan. Meski tidak jarang kita bertengkar, tapi sama ibu satu-satunya yang bisa cepat berbaikan. 

Bu, sehat selalu ya. Apapun yang terjadi, aku sayang Ibu. 

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!