Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Selalu Ada yang Tersisa Disana


dari berapapun, apapun, dan siapapun yang memilih pergi daripada tetap di rumah yang sama, ada yang sengaja oleh semesta disisakan untuk kita. apa itu? rasa syukur dan rela. 

bayangin deh kalau sekali saja tidak pernah merasa kehilangan, se-ringan kehilangan barang saja, rasa syukurnya bisa-bisa sembunyi di tempat yang jauh atau sebenarnya di dekat kita tetapi kelihatannya buram dan kabur. lalu soal rasa rela. perasaan ini bisa dipakai lagi untuk mengantar sesuatu pergi. memang ini bukan salah satu tugas kenapa perasaan ini diciptakan buat manusia?

akan selalu ada yang dikorbankan atas cinta, harapan, mimpi, cita-cita, dan perasaan. tetapi juga, akan selalu ada yang boleh tersisa disana. sesuatu yang boleh dipeluk lagi. sesuatu yang boleh dibawa pulang lagi. sesuatu yang ternyata tidak ikut pergi karena tugasnya membuat kita kembali lagi ke diri sendiri. sesuatu yang pelan-pelan berbisik di telinga kalau kita boleh bersedih hari ini, tetapi kita juga akan sangat boleh untuk senang di hari esok.

gapapa, semua ada gilirannya. semua ada waktunya. 

ibaratnya kita sedang dititipi sepuluh warna pelangi. hari kemarin kita kehilangan satu warna. hari ini kita kehilangan dua warna. sisanya tinggal tujuh, tetapi ia tetap bernama pelangi, kan? kalau suatu hari nanti kita kehilangan ketujuh warna tadi, apakah semesta akan mengganti dengan pelangi yang baru? jawabannya mungkin, tetapi yang pasti, sesuatu yang hilang akan diganti dengan sesuatu yang wujudnya sama atau sesuatu yang baru yang lebih cocok di kita. sesuatu yang lebih pas.

seperti sebuah sepatu. kalau kita pakai sepatu yang ukurannya terlalu kecil, kaki pasti kesakitan. kalau pakai sepatu yang ukurannya terlalu besar, rasanya pasti nggak nyaman. kita butuh sepatu yang cukup, kan? 

yang namanya kehilangan pasti menyedihkan. tetapi yang namanya rasa sedih juga punya waktunya sendiri buat selesai. berarti kita punya kalender buat mendapat kado baru sebagai pengganti yang sudah hilang. kado supaya kita merasa senang, lagi. sabar sebentar. bertahan dulu. hal-hal yang baik sudah diatur semesta supaya bisa datang tepat waktu.

salam
november 2021

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!