---
Kemarin aku menjemputmu, kekasih. Tepat di depan pintu sesudah kereta melaju meninggalkan kaki ku. Kulihat sekeliling, masih lengang. Kulihat dua matamu yang penuh binar itu, rupanya tidak berubah meskipun jarak dan waktu membuatnya seolah hampir menyerah. Pipimu tetap manis, perpaduan buah pir dan peach yang merona. Aku menggandeng tanganmu. Kuperlihatkan bagaimana bintang memang tidak mau tampak saat siang hari karena kau pasti tahu bintang itu ialah perasaanmu.
Gerigi kereta mengantarmu tiba tepat di depan parasku. Kaku. Senyum ku menjadi terlalu mahal karena aku terlalu kasihan dengan diriku sendiri jika tidak bisa berlagak kalem di depanmu. Sial! Lagi-lagi kau yang memenangkan adu perasaan ini. Lagi-lagi aku kalah. Tapi ini adalah kekalahan yang pantas kurayakan pelan-pelan. Tawamu kembali menjadi obat yang harus diminum siang malam. Tuturmu yang sedikit terdengar lucu itu akan menjadi buku dongeng tidur sebelum aku terlelap. Seperti anak kecil yang hendak dibaringkan ibunya di kasur. Penuh keteduhan, tanpa pura-pura karena aku tahu kau tidak pernah memiliki kepura-puraan itu.
Bagaimana kalau kita pergi makan di danau seperti biasanya? Aku memainkan petikan lagu dari Rex Orange atau mungkin The Beattles. Lalu kau menghela napas sambil tersenyum pulas padaku sembari merapikan anak-anak rambutmu yang jatuh membelai pipi. Memandang seluruh langit tanpa batas dan jeda. Minum teh hangat dan jahe kesukaan sambil menceritakan hidup yang terjadi pada langkah masing-masing.
Kekasih, bagaimana kereta mu hari ini?
Apakah dia berlaku jahat padamu?
Mengeraskan suara gerbongnya menyapa stasiun tepat pukul tiga. Kukira dia akan takut padaku kalau berani-berani membuatmu khawatir.
Aku membawakanmu sebuah buku. Cuma tujuh belas halaman, tapi cerita mu tidak akan pernah habis untuk diceritakan. Bukankah kau tidak suka mawar?Kau lebih suka jus tomat dengan tiga sendok makan gula lalu diminum bersebelahan denganku yang sangat asing dengan buah-buahan itu.
Kereta baik padaku. Menurunkan penumpangnya untukku.
=====================================
Temukan kami di Instagram:
@pena.maulida_id
@laylatulmaulida_
Komentar
Posting Komentar