---
Lantas masing-masing dari kita pergi membicarakan kekosongan, sesak ramai dari kehilangan, peluk cemas dari pertemuan lalu menuang resah pada gelas kesepian. Lalu masing-masing dari kita berbincang soal rasa senang, perayaan hilang dan bersemayam rindu pada tatap tanpa sekat.
Kepala bertukar cerita bagaimana hidup membentuk tubuh sampai hari ini. Menyandarkan pundak pada kursi panjang, ingatan kekal masa lalu, dan sebuah peta untuk membuat pelangi di masa depan. Bersama petrikor sesudah hujan turun, di samping kaki yang kain celananya basah sehabis menerjang deras yang keras, di depan buku-buku yang setiap halamannya menjadi saksi bagaimana manusia terseok-seok dalam pilu. Di atas meja, tampak sebuah surat lama dengan pesan dari isi kepala. Menghamba pada sayup-sayup angin untuk menerbangkan isi surat lebih jauh. Kembali ke yang punya. Kembali ke rumah tuannya.
Obrolan semakin panjang. Soal makanan, pakaian, musik, konser kegemaran, buku-buku, pertemanan yang usang,cinta dengan halang rintang, mimpi-mimpi di lain dimensi, rencana lama yang berhak untuk dilayarkan lebih jauh. Kemudian masing-masing dari kita melukis tawa pada tiap gurat wajah. Melempar senyum setelah semua kata "gapapa" tidak bermakna apa-apa. Saling menatap mata, dicumbui canda yang lama tidak tampak di celah rasa.
Malam kian larut dan cerita tidak kunjung habis. Gelas berisi resah dan seresah dituang bersama kopi. Hawa petrikor yang tidak pernah ingkar janji membawa seluruh isi kepala untuk tinggal di masa lalu atau membangun rumah untuk jiwa di masa depan. Jaket dilipat rapi, sepatu kembali dibersihkan, perasaan kembali ditenangkan dan masing-masing kekacauan kembali menuju jalan pulang. Senyap. Dialog-dialog penuh rindu harus diselesaikan. Percakapan penuh ketulusan harus berakhir karena lampu-lampu segera dipadamkan. Meja-meja harus segera ditinggalkan. Tinggal tersisa napas hangat dari tubuh yang meminta jatah istirahat.
Pulang adalah pilihan. Malam bersepakat untuk jadi jalan pisah sederhana yang akan selalu dikenang. Apapun isi dari filosofi, manusia adalah sesak ramai senang sedih yang abadi.
potret @iidmhd
=====================================
Temukan kami di Instagram:
@pena.maulida_id
@laylatulmaulida_
Komentar
Posting Komentar