Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

12 November Untuk Ayah



---
Teruntuk laki-laki yang dipanggil ayah, yang masih selalu tersenyum meski terluka atau yang sudah istirahat tenang di nirwana.

Selamat merayakan hari baik. Dari anak-anakmu yang sering lupa bahwa ayah selalu ada, menjadi tidak terlihat tapi sejatinya adalah rumah yang tidak pernah salah tempat.

Anak-anakmu sudah jadi manusia. Sudah jadi dewasa yang katamu tidak selalu berjalan seperti mau kita. Dunia rasanya jahat. hidup berjalan layaknya seorang musafir yang harus melintasi padang pasir sendirian. Ayah, mantra apa yang sering kau ucapkan sampai mataku selalu melihat jiwamu yang teduh? bahkan aku tidak pernah mendengar isak tangis dari dua bola matamu yang indah itu. Ayah, anak-anakmu takut bagaimana jadinya kalau dunia berlaku tidak adil? Atas sukma polos yang terlalu halus kalau dihadapkan dengan dunia luar yang liar.

Dari kami yang sedang mencari waktu ternyaman untuk mengatakan kami merasa beruntung memilikimu. Dari kami yang lupa bahwa meneleponmu adalah bahagia kecil buatmu. Dari kami yang tak lepas berdoa semoga Tuhan merawatmu dengan segala-Nya. Kau memandang kami tetap sebagai anak kecil yang ingin selalu kau rengkuh dari dekat maupun jauh. doa kau haturkan dimana saja, lantas kami selalu aman di dalamnya.

Kau tahu bahwa kami tidak akan pernah selesai untuk mencintaimu. Bahwa sebuah patah juga akan tetap bisa tumbuh, seperti katamu. Bahwa setiap jatuh juga berhak buat merasakan berdirinya sendiri. Bahwa hidup yang keras akan dipahami oleh ia yang tulus berupaya dengan sabar. Dari banyak arah, kami mencarimu dalam gelap yang tidak berumah. Dari banyak perjalanan, kami menemukanmu sebagai lilin yang tidak pernah padam. Maaf jika selama ini kami terlalu senang dengan dunia sendiri. Maaf jika ayah tidak kami cari kalau sedang resah mencari tempat lari.

Teruntuk ayah yang masih ada disini, yang duduk di teras sembari menyeruput kopi, yang bergelut dengan waktu untuk memastikan kami baik-baik saja, yang sedang tersenyum dari langit memandang anak-anaknya sudah jadi sejatinya manusia.

Kangen yang tidak pernah selesai atas cinta yang tidak pernah abai. Senang selalu ayah.


Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!