Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

blurred

Kita seringkali mengaburkan pandangan tentang apa yang diyakini. Sebuah kepercayaan, prasangka, arah pandang ke depan, dan perasaan ketika sedang berangkat di awal perjalanan. Dalam banyak cerita, ada drama yang mengundang para tokoh utama atau figuran yang jadi pelengkapnya.

Seyogyanya manusia yang tidak pernah bisa bertanggung jawab atas perasaannya sendiri, kita berencana menerima waktu yang tepat juga terbaik. Entah manusianya sedang remuk atau sudah utuh. Entah masih sakit atau sudah sembuh. Baik rencana dalam kepala atau segala yang diterima begitu saja.

Manusia menyenangkan ego. Melupakan perasaan yang lain. Memberatkan perasaan sendiri. Mengabaikan isi kepala yang lain. Doanya hidup bisa seimbang. Dari soal buku sampai sebuah hubungan. Memulai dengan perasaan berbunga-bunga lantas menjalani dengan perasaan yang tinggal sisa. Sebuah semesta tidak pernah berubah. Cuma setiap lapisnya diisi dengan banyak pelangi atau sepercik api. Setiap sisinya dilingkari air yang tenang atau ombak pasang. Yang kuat akan mampu mengerti. Yang tidak mau tahu akan selalu cari cara supaya bisa lari.

Sejatinya kita bisa pergi kemana saja. Menyelami isi kepala siapa saja. Bisa berkunjung dimana saja tapi minta satu rumah untuk ditinggali kapan saja. Tentang kapan dan dimana bahkan bisa dijawab dengan awalan bagaimana. Menjumpai keasingan untuk jarak yang tidak pernah benar-benar jauh. Untuk batas yang tidak pernah benar-benar dekat. Untuk jawaban yang tidak pernah benar-benar ada pertanyaan.

Kehilangan semesta untuk menemukan semesta. Mencintai rasa senang untuk merayakan banyak hilang. Penuh pertimbangan atau terlanjur tidak punya pilihan. Manusia, melestarikannya.


Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!