Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Pinta Manusia Pada Tuhan

---

Pernah juga merayu Tuhan. Tidak melulu di sepertiga malam, tapi juga selepas dzuhur atau ashar. Sehabis subuh sampai terik fajar. Tuhan waktu itu melihat dengan sabar, dan maksud dari hamba sahaya sudah pula didengar. 

Apakah hidup selalu susah bagi orang-orang susah?Apakah hidup selalu menyenangkan bagi orang-orang kaya? Siapa yang lebih akrab dengan Tuhan? Siapa yang lebih leluasa menyaksikan segerombolan burung gereja bertengger di pucuk menara masjid menjelang adzan maghrib saat malam natal?

Selepas doa-doa panjang, benarkah bahwa manusia selalu menelanjangi diri dengan kepasrahan yang begitu lapang? Benarkah bahwa semesta juga jadi tangan kanan untuk menyampaikan setiap nyata yang kenyataan, setiap ingin yang berjudul yakin, setiap harap yang berdiri tegap?

Jam dua belas malam,Tuhan tidak tidur. Pun setelahnya. Manusia sering mengantuk, pergi melanglang untuk mencari kerja, pulang membawa rezeki kadang juga ironi. Sajadah digelar menghadap kiblat, alkitab dibaca dengan sangat khidmat, nyanyian dan pujian dilagukan dengan damai dan tenang. Doa nya bermacam-macam, tujuannya seragam. Semoga Tuhan merawat segalanya dengan penuh aman.

Perihal mencintai, kehilangan, memiliki, sampai cerita soal pulang, manusia membesuk doanya sendiri-sendiri. Pintu rumah Tuhan selalu terbuka, kaki kita sedang lari kemana-mana. Sudah malam atau terlalu pagi, doa ada di banyak tempat. Minta dihaturkan supaya Tuhan mau diajak mendengar sambat. Rahim ibu sepertinya tempat paling merdeka, supaya lahir kembali tanpa dicampur murka dari bethari angkara.

Tuhan selalu merawat segalanya. Di dalamnya banyak isi kepala yang menggantungkan keinginan. Ada yang melipir, ada yang sekadar mampir, ada yang duduk lama dan tidak sadar bahwa kepalanya sedang diuji untuk berpikir.

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!