Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

75 Tahun, Dirgahayu Indonesia

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Membaca adalah hak semua umat manusia. Dirgahayu Indonesia. Dirgahayu segala kebaikan dan merdekalah dari segala bentuk belenggu ataupun peluru.

Bung Karno, kalau siang-siang suka minum apa ya? Teh buatan Ibu Fatmawati atau pergi ke cangkrukan bambu untuk ngopi bersama Syahrir dan Bung Hatta?
Kalau kami, kadang tiduran di kasur sprei tebal sambil mencari kesenangan impulsif sesaat, misalnya membaca quotes aestetic cara menjadi nasionalis muda. Sesekali kami juga menyempatkan baca buku sejarah yang berat atau menonton video perjuangan para veteran. Kami pun melonggarkan waktu untuk ngopi sambil memikirkan nasib bangsa ini. Bung Tomo, paragraf ini terlihat sangat rapi tapi terdengar bohong ya? Tak apa, jujur saja. Tidak ada yang marah kecuali kalau tiba-tiba lini masa dipenuhi berita yang banyak menyuarakan tanda tanya.

Lantas, apa arti merdeka yang bisa diterima dengan mudah tanpa harus buka KBBI atau pergi ke perpustakaan mencari arsip nasional? Sebuah kondisi dimana tidak dijajah? Keadaan tanpa harus susah payah mengeluarkan laras panjang atau pistol berpeluru besar? Bisa makan nasi lauk ayam tanpa merengek minta bantuan ke dinas sosial? Apalagi wahai Tuan Hatta? Apakah merdeka juga berarti bebas menyuarakan vokal-vokal aspirasi meskipun tidak sedikit yang berakhir menjadi huruf konsonan. Mati. Tuli. Tidak didengar sebagai permintaan. Kasihan!

Kalau manusia hidup setara 75 tahun, setiap hari tinggal pakai sarung atau daster. Duduk menyeruput kopi sambil baca koran Jawa Pos yang berisi kritik dan opini. Untuk para pejabat atau siapa lagi? Politik negeri mulai berkembang. Masuk partai harus ada perwakilan. Ekonomi mulai gencar direnovasi. Santer kabar cetak uang 75 ribu-an dari BI. Anak-anak sekolah sampai S3 bahkan gelar Master di Amerika. Sosial media memperkenalkan diri, semoga anak muda tidak cuma tahu soal Tik Tok dan repost story. Agama masih 6, doa senantiasa digenggam.

Tidak masalah tak mengibarkan merah putih di puncak Merapi, asal idealisme senantiasa ada dan abadi. Merdeka!
.
#dirgahayuindonesia #merdeka #NKRI #17agustus #independenceday #sastraindonesia #buku #sajak #quotes #history #sejarah

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!