Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Resep Sederhana Menjadi Manusia

kita bahkan sering menggelepar di antara kesunyian yang kekal. keheningan panjang yang bermuara menuju kesepian yang amat dalam. apakah kita kebingungan seperti seekor ikan yang baru saja keluar dari dalam akuarium? dengan kebandelan siripnya ia mengibaskan perutnya supaya bisa memecahkan kaca. berpisah dengan air, menjadi tamu baru di daratan, dan bahkan mengetahui bahwa ia akan mati, sebentar lagi. 

apakah kita tidak ubahnya seperti sebuah kapal di tengah laut yang tenang? dengan dua dayung berwarna coklat tua dan seteguk air putih dari sumur ibu. bersiap melaut ketika fajar sudah absen lebih dulu dari cekikikan para ayam jago. mengarungi laut biru yang tenang tapi tiba-tiba mematikan. sebuah jalan berair yang luas yang bersekongkol dengan guyuran badai, deburan ombak atau para perompak jahat yang bisa jadi menenggelamkan para nahkoda dan awak kapal kapanpun ia mau. apakah yang jahat selalu ada di atas kemenangan?

apakah manusia sejatinya seperti sebatang kaktus di tengah padang pasir yang menghampar. berdiri seorang diri dengan keteguhannya untuk senantiasa ingin hidup. senantiasa ingin ada, sekalipun sangat kehausan, dan mungkin tidak bisa tahu apa yang dinamakan makan. menikmati sunyi dan bercinta dengan hening yang hampir- hampir menggerogoti diri sendiri. kaktus kecil yang akan terus tumbuh. bersama pasir tandus di sekeliling dan sesekali hadiah air hujan dari langit.

lantas apa perumpamaan seorang manusia yang paling tepat? sebuah buku? sebuah sepeda? atau bunga krisan putih yang akan hidup ketika sedang hidup dan akan mati pada waktunya. bisakah kita memilih untuk jadi seperti apa? untuk jadi seperti siapa. 

jalan sendiri untuk akhirnya memilih hidup bersama-sama. dengan buku, televisi, atau matahari. berkencan dengan waktu atau sepotong rasa sabar. menyelam lebih dalam pada hakikat hidup yang rasanya memang tidak akan pernah berjudul kekal. bersalaman dengan kefanaan dan menjadi murid bagi setiap langkah di persimpangan jalan, yang kadang juga bisa menyedihkan. hanya sejumput rasa senang dan satu sendok teh keberuntungan.

resep sederhana menjadi manusia adalah tetap jadi manusia. jangan lupa tidur agar tidak ngelindur.

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!