Terkini

banyak semoga untuk kita

Gambar
hai teman frasa. rasanya sudah lama tidak saling sapa ya.  kita pernah menghabiskan waktu untuk menebak-nebak hidup. kita pernah duduk di tempat luas yang lapang untuk menerka-nerka kisah apa ya yang akan terjadi selanjutnya. kita pernah mengira-ngira jalan mana lagi yang akan jadi persimpangan dan pos berhenti. banyak harap yang tumbuh mekar berhamburan pada dunia kamu dan mungkin kita yang akhir-akhir kemarin sering banyak keresahan. dunia yang nyala padam di tengah lalu lalang banyak orang.  katamu, kita bukan pusat semesta, maka tidak ada yang berkewajiban senantiasa mengerti pelik isi kepala dan ruam jiwa yang membiru. kita berulang kali menyampaikan semoga di antara kata mudah-mudahan. semacam semoga kita sampai meski jalannya sangat jauh. semoga kita terus tabah meski seluruh kita sama-sama baru menjadi manusia dewasa pertama kalinya. di antara kosakata kacau dan jalan buntu, kita terus berusaha mencari pintu terbuka untuk berdiri, sekali lagi.  kita pernah berpikir

Separuh Yang Memang Tidak Lagi Utuh





Hai apa kabar kalian? Masih berkaitan dengan kehilangan yang di publish beberapa hari yang lalu.
Hmm... Ketika kehilangan pasti tertinggal beberapa kenangan. Apalagi kehilangan manusia yang sedikit lama pernah membersamai dalam cerita hidup kita.

Ada yang menyimpan barang pemberian, meski sadar pemberinya tidak pernah kembali. Ada yang tidak menghapus segala jejak komunikasi, meski tahu tukar kabar adalah cara asing menjadi orang baru kesekian kali. Ada yang tetap menyimpan riwayat pesan suara meski tahu didengarkan seratus kali pun tidak akan mengubah apa-apa. Ada yang mengetik pesan padahal tahu yang dituju bukan lagi harapan. Ada yang tetap semangat menceritakan meski tahu sang tokoh tidak akan pernah mendengar. 

Ada yang merawat semua kenangan lama. Menjejaki setiap jalan dan sudut yang pernah dibuat cerita. Disimpan rapi meski tahu dukanya tetap bernama luka. Tidak berkurang cuma sudah mulai usang. Tidak lagi istimewa tapi tetap berharga. Bentuk dari penghormatan bahwa waktu sudah mempertemukan dua pasang yang berakhir kenang. Bentuk penghargaan atas setiap detail kisah yang rupanya bukan lagi jadi tujuan arah. 

Manusia adalah objek ambigu paling nyata. Masing-masing punya jalan tersendiri untuk mengenang kehilangan. Tidak perlu dihakimi sebab manusia tidak pernah tahu seberapa berarti nya seseorang bagi seseorang. Tidak perlu disesali. Sebab yang terjadi diluar kendali manusia sendiri. Dihormati dan diterima sebagai bagian dari menemukan diri sebagai manusia. Berterimakasih karena sudah pernah ada, lalu berterimakasih sudah pernah hilang. Menyadari bahwa yang pernah dijudulkan selamanya, sejatinya adalah sementara. 

Bahwa selamanya terlalu singkat dan sementara tidak pernah jadi obat. Menyembuhkan bukan berarti menghilangkan semuanya. Menyembuhkan bukan berarti memaksa diri harus melupakan sebanyak-banyaknya. Yang perlu disadari, menerima sebesar-besarnya. Menerima kenangannya, menerima kehilangannya, menerima semua yang datang seusainya. Sebab kehilangan tetap punya dua peran unggulan. Peran mengajarkan dan peran diajarkan. Manusia bisa ambil satu peran bahkan keduanya. Mengajarkan sesuatu yang tidak bisa ditemukan pada kisah lain. Atau diajarkan sesuatu yang tidak bisa ditemui pada manusia lain. 

Sebab kehilangan pun tidak pernah jadi rencana. Mungkin menerima bisa jadi obat yang menenangkan. Mungkin tidak bisa seketika tapi buat tahu ternyata se meriah apapun kedatangan, ia punya jadwal pulang. Entah pergi ke lain ruang atau menetap sampai usang. Kehilangan tidak harus dicaci maki apa alasannya, tapi buat diterima bahwa masih ada separuh yang harus ditemukan sebelahnya. 

Sekali lagi, menerima bisa jadi obat. Tidak sekali sembuh, tapi bisa merawat jiwa yang waras supaya tetap utuh :)
Move on yuk. Mari membaik untuk dirimu sendiri 🌹

Komentar

Advertisement

Postingan populer dari blog ini

Senandika dan Dara

Bukan Sekarang, Mungkin Nanti

K E H I L A N G A N

Part of @baitfrasa_id

Find Us on Instagram !!!