Tidak semua orang bisa paham apa yang kita rasakan. orang terdekat pun masih sering menebak-nebak tentang kita. Mengenai apa yang kita pikirkan, rasakan atau yang jadi keinginan. Tidak semua orang juga bisa langsung mengerti dengan kode-kode yang malah membuat orang-orang sekitar jadi bingung sendiri. Ingat lagi ya, kita manusia. Bukan tukang ramal yang bisa kasih kemungkinan besar atau menebak secara handal. Bukan, kita ini manusia.
Pernah di moment seperti ini?
Dengan pertanyaan "kamu kenapa sih"? lalu dijawab "gak papa".
Sungguh. Itu jawaban paling klasik sejak bumi berputar pada porosnya. Bagaimana manusia bisa tahu manusia lain sedang seperti apa jika jawabannya stuck pada satu kata. GAK PAPA.
Kita menuntut orang lain untuk selalu paham dan mau mengerti. Tapi diri sendiri tidak mau memberi celah untuk dapat terbuka pada apa yang terjadi. Berharap masalah selesai tapi justru bertambah panjang. Kata GAK PAPA memangkas jalan orang lain untuk mengerti keadaan kita. Serta menutup celah untuk diri sendiri, bahwasanya ada celah untuk kita menceritakan semuanya. Tidak masalah tidak semuanya, asal yang dirasakan sudah dibagi dan tidak jadi beban lagi.
Banyak episode dimana ketika kata gakpapa itu selesai diucapkan, orang lain jadi punya dua kebingungan. Ia akan memilih tenang karena jawaban kita setenang itu juga. Gakpapa, yang bisa diartikan memang tidak ada apa-apa. Tidak ada yang perlu diceritakan. Pilihan kedua, orang lain jadi semakin menerka-nerka apa yang salah dari dia, apa yang buat kita jadi sehening itu dalam menjawab pertanyaan kenapa.
Cobalah untuk jujur pada diri sendiri. Beri apresiasi ke orang lain yang sudah meluangkan waktu untuk menanyakan keadaan kita. Jika tidak mau bercerita, tidak dipaksa juga. Cukup kasih tahu orang lain bahwa kita butuh waktu sendiri atau butuh jeda buat menyelesaikan semuanya.
Bayangkan! ketika kamu sedang jatuh-jatuhnya kemudian ditanya kenapa dan jawabannya cuma "gakpapa". Apa masalah sudah berhenti di situ? dirimu sendiri pun pasti tahu kalau kamu sedang tidak baik-baik saja. Bahwa kamu perlu jalan untuk dapat menyelesaikannya. lantas kata "gakpapa" itu jadi serba salah maknanya. Jangan suka buat orang lain menebak - nebak sampai ia menghakimi dirinya sendiri. Membuat dia merasa bahwa apa yang kita rasakan adalah salah dia. Jangan ya. Tidak enak ada di kondisi seperti itu. padahal di beberapa cerita bukan orang lain penyebabnya melainkan diri kita sendiri.
Kamu memohon orang lain peka bukan? ketika ditanya kenapa maka coba pelan-pelan jujur terhadap apa yang sedang terjadi. Sekalipun orang lain tidak bisa bantu, mereka jadi tahu kamu sedang kenapa. Sehingga mereka akan menghargai kondisimu dan menjaga supaya apa yang dilakukannya tidak buat kamu jadi tambah terpuruk. Nanti ketika orang lain berhenti perhatian karena menganggap kamu baik-baik saja atas jawaban GAKPAPA, kamu jadi kesal lalu menganggap tidak ada yang peduli. Tidak ada yang peka. Tolong, bukan begitu konsepnya.
Sekecil apapun itu. Kalau memang sedang ada sesuatu, maka ceritakan. Terbukalah. Pelan-pelan aja. Tidak dimulai sekarang juga tidak apa-apa. Tetap pegang prinsip buat selalu menghargai orang lain. Apapun bentuk kepeduliannya. Kata "kenapa" jadi penghubung yang cukup baik buat cerita menemukan titik temunya. Dan jawaban "gakpapa" memberi banyak teka-teki ke orang yang peduli. Yang bisa menolong kamu ya kamu sendiri. Tapi ketika orang lain menyediakan waktunya bertanya seperti itu, percayalah mereka begitu peduli padamu.
Hal yang perlu digaris bawahi. Kalaupun kamu memang baik-baik saja, tunjukkan dengan jujur bahwa kamu memang sedang baik -baik saja. Menjawab gakpapa tapi sikap kita menunjukkan bahwa kita sedang tidak baik membuat orang lain bingung mau kasih bantuan seperti apa :')
Komentar
Posting Komentar